episode 1...
teng...teng...teng..suara bel terdengar di sebuah sekolah menengah atas ternama di bandung.
"ya...siomay...udah selesai belum..." suara seseorang yang tengah mengendap-endap di belakang samping aula sekolah.
"iya...iya... sebentar lagi" terdengar suara seorang anak laki-laki menimpali.
"cepat dunk...kali ini harus berhasil." suara pertama terdengar memaksa.
beberapa menit kemudian,
terlihat aula dihalaman sekolah tersebut sedang dilangsungkan apel mingguan yang rutin dilaksanakan setiap hari jumat, dan pada kali ini acara apel tersebut diisi dengan acara pembagian hadiah bagi siswa-siswi yang menduduki peringkat tertinggi dikelas dan peringkat tertinggi di sekolah.
namun karena olah sebuah oknum yang sama sekali tidak cerdas, acara apel kali ini berubah menjadi bahan leluconan yang sanggat menghibur bagi semua penghuni di sekolah.
tiba-tiba terdengar suara ledakan dari bawah podium, yang didahului dengan suara musik dangdut yang menggema dari arah sound system tepat saat kepala sekolah memberikan pujian kepada wandut atas prestasinya sebagai murid dengan peringkat nomer satu di disekolah.
kronologis tepatnya seperti ini...
kepala sekolah sedang memberikan ceramahnya dan saat beliau berkata, "anak-anak sekalian, marilah kita tiru teman kita yang selalu memberikan hasil terbaik dari setiap usaha belajarnya, sehingga dia selalu menempati peringkat teratas disekolah kita, berikan applause untuk saudara wandut jattt....."
dan pada saat itulah terdengar suara....."dut....dangdut.....dangdut digoyang-digoyang yaw...."
yang berasal dari center control sound system, ketika semua bingung apa yang sedang terjadi, tiba-tiba timbul ledakan diatas podium dan semua peserta apel beserta guru-guru menjerit dan sangat terkejut dengan apa yang tengah terjadi.
lalu tiba-tiba ,
"ZIRA....!!!!!!!!!!!" terdengar sebuah suara yang sangat mengerikan dari atas podium.....siapa lagi, kalau bukan suara dari sang malaikat putih yang berubah menjadi sang hitam kegelapan,kepala sekolah...hehehe. dan ternyata seketika penampilan kepala sekolah berubah menjadi tak karuan.dan mengundang banyak gelak tawa dari kalangan siswa, guru dan juga karyawan yang hadir.
begitulah kejadianya, suara hening penuh haru disaat kepala sekolah memberikan sebuah ceramah berubah menjadi suara teriakan sekaligus tawa yang meledak di seantero ruangan. wajah kepala sekolah kini berubah seperti orang yang habis kena setrum, rambut pada keatas dan kulit wajah serta baju berubah warna dari putih bersih suci menjadi hitam pekat seperti arang jahat.....duh..duh....benar-benar sial kepala sekolah hari ini.
beberapa saat kemudian,
di ruang kepala sekolah,
zira seorang murid perempuan yang tomboynya minta ampun beserta temanya si gembul yang lumayan cukup pintar,walau iQnya cuma 130....(what...????),si siomay (begitu panggilan zira kepadanya) kini berada pada ancaman yang lumayan cukup besar untuk segera di drop out dari sekolah.
namun,hal itu bukan masalah bagi zira, disamping ortunya adalah walikota kota bandung , ditambah karna keluarganya juga merupakan salah satu penyumbang dana terbesar di sekolahnya, smu nusa bakti yang terletak didaerah puncak bandung itu,
dengan wajah penuh amarah dan masih terdapat sisa bekas kebakaran barusan kepala sekolah telah siap sedia untuk menyidang mereka...
"jujur....kali ini,....... (menghela napas), hal ini......(menelan ludah), kejadian barusan (tancap gas).......KALIAN YANG MELAKUKANYA KAN!!!!!!!!!" suara kepala sekolah terdengar menggelegar, para staff yang diluar terdengar ketakutan.
zira menutup kupingnya....lalu memicingkan mata....
"bapak punya bukti..." jawab zira santai dan menantang....
"kau (perlahan)......kau.....(lebih keras)......KAUUUUUUUU" benar-benar keras suara kepala sekolah ini....huhuhu
wkwkwkwkwkw.............
pulang sekolah....
"zira....." si siomay memanggilnya dari belakang.
zira menoleh sebentar lalu kembali berjalan.siomay berlari menghampirinya.
"zira...kenapa kau tidak berhenti..aku memanggilmu"
"ada apa..."tanya zira pias.
"kau yakin kali ini kita aman..."
"tentu...." zira menjawab dengan santainya.
"tapi zira.....sepertinya kali ini kita cukup keterlaluan...dan kepala sekolah terlihat sangat marah" ucap siomay sedikit cemas.
zira berhenti sejenak, lalu menatap siomay dengan tajam......
"kali ini......(zira tersenyum sinis) ,,,,sukses" lalu zira berjalan meninggalkan siomay yang terbengong-bengong dengan ucapan zira barusan lalu dia pun segera menyusulnya.
"zira.....tunggu.."
keesokan harinya...
"zira...zira...." seorang murid laki-laki memanggilnya.
zira pun melepas earphone yang sedari tadi terpasang di kedua telinganya.
"kenapa...?" ucap zira setengah berteriak.
"ehm......si siomay.....dia....dia..."
zira menatap mata anak laki-laki yang berbicara gelagapan didepanya dengan tampang seram.
"si siomay...dia"
kehilangan kesabaranya, zira menarik kerah baju anak laki-laki tersebut.
"lo cepat bilang yang jelas...si siomay kenapa" tampang zira semakin seram.
"ehmm....dia...dia...di DO dari smu"
"apa...?" terkejut zira langsung membanting anak laki-laki itu kelantai dan langsung berlari menuju ruang kepala sekolah.
sesampainya didepan ruangan, tanpa permisi dia langsung masuk mendobrak pintu kantor kepala sekolah,
dengan pandangan sinis kepala sekolah melihatnya dan merasa menang atas dirinya.semenjak zira adalah anak walikota di bandung, kepala sekolah sama sekali tidak punya cara lain untuk menghadapi zira.
"bapak nggak berani sama saya.....hehh....owh jadi...karena nggak berani sama ortu saya... trus dilampiasin ke teman baik saya." ucap zira menahan marah.
"maaf zira... tapi saya hanya melakukan apa yang saya ingin lakukan, seperti halnya kamu....selalu berusaha menjatuhkan saya dengan semuah kelakuan yang sangat kekanak-kanakan dan tidak rasional. jadi saya rasa hukum karma masih berlaku di dunia ini."
"hehh.....saya berdebat sama bapak.... kalau begitu keluarkan saja saya.....apa bapak merasa hal ini adil, saya otak dari semua kejadian yang menimpa bapak kemarin.....dan siomay sama sekali nggak ada hubunganya"
"siomay...????" kepala sekolah mengernyitkan dahi.
"ehmm.... maksud saya rangga...rangga renaldi...saya mohon lepaskan dia...biarkan dia tetap disini."
"ehmmm......oke....tapi saya minta jaminan..."kepala sekolah mulai menawarkan negosiasi.
mendengar ucapan kepsek tadi, zira hanya diam tersenyum sinis.....
2 minggu sesudahnya....
sunset...betapa indahnya sore itu...ya tepatnya sore menjelang petang, disaat senja menjelang dan suasana hangat mulai merayapi bumi bandung nan memukau. ini mungkin pemandangan sunset yang terakhir bagi seorang cewek cantik tapi berandalan yang bernama lengkap zira allrhean rommasa di kota bandung. semenjak dia melakukan sesuatu yang hampir membuat temanya celaka, akhirnya dia berhasil meyakinkan ortunya untuk memperbaiki semua kesalahan dan kebandelanya dengan berhijrah ke negara gajah putih thailand.sebenarnya dia sangat malas dan sama sekali tak berniat untuk pindah ke thailand, tapi dengan menimbang dan membandingkanya dengan tawaran untuk bersekolah di asrama pondok pesantren gontor jatim yang terkenal super ketat dan terlebih lagi karena ortunya sudah angkat tangan terhadap kelakuanya, akhirnya menuju thailand adalah pilihan terbaik bagi dirinya saat ini, kenapa mesti ke thailand, kenapa nggak ke malaysia atau singapore saja. alasanya karena terdapat sanak kerabat bapak walikota yang berdominasi di thailand untuk menuntut ilmu jadi mungkin ide yang bagus untuk menitipkan zira ke padanya, apalagi bapak walikota sangat dekat dengan kerabat tersebut, sebenarnya bukan kerabat sih, cuman sebatas kenalan, tapi katanya karena berkat bapaknya ziralah akhirnya dia dapat mengecam pendidikan sampai s2 di negara gajah putih tersebut. sebenarnya bukan masalah besar zira mau dipindahkan kemana saja, toh dia sudah terbiasa dengan keadaan semacam itu, dia sudah seringkali berpindah-pindah tempat kemana-mana, semenjak kelakuanya yang unik dan eksotis, semua sekolah yang disinggahinya pasti memberikan penghargaan kategori murid "terluar biasa" bagi zira.tapi masalahnya kali ini, dia akan singgah ke negeri orang, dan ini adalah yang pertama kalinya bagi dia, kalau cuma untuk berlibur sih dia sering pergi keluar negeri, tapi untuk menetap dalam waktu yang cukup lama, zira baru kali ini merasakanya.












